USULAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Pembinaan
Sistem Vertikultur pada Ibu Rumah
Tangga
Untuk
Mewujudkan Keluarga Mandiri, di
desa
panarukan, Situbondo.
BIDANG
KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN PADA
MASYARAKAT
DIUSULKAN OLEH:
Abdul Bari 201123007 Angkatan
2011
Hanif Mauladi 201323027 Angkatan 2012
Putri Firda R. 201323017 Angkatan 2012
UNIVERSITAS
ABDURRACHMAN SALEH
SITUBONDO
2013
Halaman
pengesahan
1. Judul
kegiatan : Pembinaan Sistem Vertikultur pada Ibu Rumah
Tangga untuk Mewujudkan Keluarga Mandiri,
di desa panarukan, Situbondo.
2. Bidang
kegiatan : PKM-M
3. Ketua
pelaksana kegiatan
a. Nama
lengkap : Abdul Bari
b. Nim : 201123007
c. Jurusan : Agribisnis/
Pertanian
d. Universitas : Abdurachman Saleh
Situbondo
e. Alamar
rumah/ telp : Penambangan Rt. 8
Rw.5 , Bondowoso
f. Alamat
email :
Unarsbari@yahoo.co.id
4. Anggota
pelaksana kegiatan: 2 orang
a. Dosen
pendamping
5. Nama
Lengkap : Ir,
Ismudjiati, MM.
b. NIDN : 072804901
c. Alamat
Lengkap/ no. Telp: Jalan Hasan Dawuhan Parse RT.4 Rw.3 no. 16
Situbondo/
085 230 817 076
6. Biaya
Kegiatan Total :
a. Dikti :
Rp 12.150.000,00
b. Sumber
Lain : -
7. jangka
Waktu pelaksanaan : 3 Bulan
Situbondo, 10 Oktober 2013
Menyetujui,
Dekan Fakultas pertanian
Universitas Abdurachman Saleh,
Ir. Martono Achmar, MM.
NIM. 195709251986011001
|
Ketua Pelaksana,
Abdul Bari
NIM. 201123007
|
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Abdurachman Saleh,
Ir. Endang Suhesti, MP.
NIM. 360 231 062
|
Dosen Pendamping,
Ir. Ismudjiati, MM.
NIM. 260 231 017
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
Daftar
Isi.......................................................................................................... iii
Ringkasan......................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Perumusan
Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 4
1.4 Luaran
yang Diharapkan............................................................................. 4
1.5 Manfaat....................................................................................................... 5
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN..................... 6
2.1 Kondisi
Masyarakat Sasaran...................................................................... 6
2.2 Sosial Ekonomi Masyarakat....................................................................... 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN............................................................. 8
3.1 Rancangan
Pelaksanaan............................................................................. 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN............................................. 9
4.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan................................................................. 9
4.2. Sasaran Kegiatan ...................................................................................... 9
4.3. Kegiatan pembuatan Vertikultur............................................................... 9
4.4 Anggaran dana PKMM............................................................................. 11
4.5 Jadwal Kegiatan......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
Daftar
Tabel
Tabel
1. Rancangan
program...........................................................................
8
Tabel
2. Anggaran dana PKMM...................................................................... 10
Tabel
3. Jadwal kegiatan.................................................................................. 11
Lampiran
Lampiran 1. Biodata ketua pelaksana
dan Anggota
Lampiran 2. Susunan organisasi dan
pembagian tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan ketua
pelaksana
Lampiran 4. Surat MOU dengan mitra
RINGKASAN
Kebutuhan sayur dan buah Indonesia masih
tinggi tetapi masih belum diimbangi oleh produsen sayur dan buah di Indonesia.
Ketidakmampuan petani atau pengusaha dalam negeri memenuhinya, membuat negara
ini masih menggantungkan pasokan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan
sayur dan buah (hortikultura) nasional. Berdasarkan dari Badan Pusat Statistik
(BPS), Sabtu (3/8/2013), menyebutkan, impor sayur dan buah Indonesia kurun
Januari sampai Juni 2013, masing-masing mencapai US$ 287.354.504 dengan volume
393.151.409 kilogram (kg). Sementara total nilai impor buah-buahan mencapai US$
373.965.151 dengan volume 288.050.850 kg.
Angka impor yang tinggidapat
diartikan Indonesian masih bergantung pada negara lain, olek karena itu
perlunya inovasi agar produksi sayuran di indonesia meningkat. Solusi yang
dapat diterapkan salah satunya yaitu Sistem budidaya vertikultur, di
mana metode ini sangat efektif bila di praktekkan di lahan kecil yang
terkendala oleh kawasan padat penduduk.
Sistem budidaya vertikultur
ini bisa dijalankan/ diterapkan oleh ibu rumah tangga khususnya istri nelayan.
Diharapkan dengan penerapan sistem budidaya ini selain kepala rumah tangga
menghasilkan suatu pendapatan, ibu rumah tangga pun juga bisa berpartisipasi
sehingga hasil dari budidaya ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekunder.
Penanaman pada sistem ini menggunakan media tanah ditempatkan dipolibag atau
bambu yang dilubangi, karena dipinggir pantas panasnya sangat tinggi maka perlu
pengurangan sinar matahari secara langsung agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik.
Sistem budidaya
vertikultur ini bisa melatih dan memberikan pengalaman kepada istri nelayan/
ibu rumah tangga untuk menjadi produktif sehingga bisa berpartisipasi dalam hal
pendapatan keluarga. Jika sektor produsen sayuran bisa tercapai sehingga dapat
mengeluarkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga dari garis kemiskinan. Hal
ini akan tercipta keluarga yang mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan dapur,
apabila dihubungkan dengan angka impor secara otomatis menekan ketergantungan
Indonesia terhadap negara lain hingga suatu saat timbul peralihan menjadi
negara maju yang mandiri.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Latar
Belakang
Berdasarkan dari Badan Pusat
Statistik (BPS), menyebutkan impor sayur dan buah Indonesia kurun
Januari sampai Juni 2013, masing-masing mencapai US$ 287.354.504 dengan volume
393.151.409 kilogram (kg). Sementara total nilai impor buah-buahan mencapai US$
373.965.151 dengan volume 288.050.850 kg. Untuk jenis
sayuran, Indonesia banyak mengimpor bawang putih, bawang merah, kentang, dan
wortel. Impor sayur didapat dari beberapa negara seperti India, Thailand,
Vietnam, dan Filipina. Impor
bawang putih bisa mencapai 90 persen dari kebutuhan atau sekitar 400 ribu ton
karena dalam negeri hanya mampu memproduksi sebesar 20 ribu ton. Impor bawang
merah sebesar 70-100 ribu ton dan produksi dalam negeri sebesar 1 juta ton.
Untuk kentang, Indonesia harus mengimpor sebanyak 50-60 ribu ton jenis Atlantis
yang biasa digunakan industri karena produksi hanya mampu memenuhi kebutuhan
rumah tangga. “Produksi kentang kita 1 juta ton, semuanya (jenis) Granola,”
kata dia. Kebutuhan
wortel juga harus dipenuhi dari impor sebanyak 20 ribu ton karena produksi
hanya memenuhi 400 ribu ton dari kebutuhan sekitar 420-450 ribu ton per
tahunnya. Hasanuddin mengklaim kebutuhan sayur dalam negeri yang dipenuhi dari
impor seluruhnya hanya 7 persen dari total kebutuhan.
Permasalahan di bidang
pertanian merupakan hal yang tidak ada habis-habisnya. Sehingga hal ini menjadi
faktor penghambat perkembangan pertanian di dunia khususnya di indonesa.
Permaslahan yang terjadi diantaranya merupakan masalah degradasi lahan, lahan
marginal, dan kurangnya pengembangan penerapan
teknologi dalam bidang pertanian. Luas lahan pertanian cendrung berkurang
setiap tahunnya akibat adanya alih fungsi lahan. Pada tahun 2009 luas
lahan berkurang 97 Ha. Hal ini dikarenakan lahan dialokasikan
ke lahan non pertanian. Berdasarkan
hasil kajian Bank Dunia, produk impor saat ini menguasai pasar sebesar 60
persen, sementara produk lokal hanya 40 persen. Hal itu membuat gairah petani
hortikultura Indonesia semakin turun. Semakin
turunnya produsen hortikultura akan meningkatkan impor sehingga mengakibatkan
ketergantungan kepada negara lain. Di daerah perkotaan, dengan segala
kesibukan yang dihadapi masyarakat di perkotaan membuat mereka tidak
sempat untuk bertani, apalagi tidak tersedia cukup lahan/ tidak punya ruang untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian. Belum lagi
sering kita lihat pada pemukiman yang cukup padat dan hemat lahan, bagaimana
menumbuhkan hobi dan usaha pertanian, khususnya bagi ibu rumah tangga, kaum
remaja atau para pensiunan, saat ini
berbagai cara dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini
dilakukan agar tercipta suatu inovasi baru pengembangan pertanian dengan
berbagai penerapan system teknologi.
Vertikultur mungkin menjadi satu solusi. Sesuai dengan
asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur
adalah cara pertanian baik indoor maupun outdoor, karena kepemilikan lahan
terbatas yang dirancang sedemikian rupa sehingga berposisi vertikal atau
bertingkat. Solusi ini sangat tepat bila diterapkan pada
ibu rumah tangga sehingga ibu rumah tangga dengan binaan yang tepat mampu
menjadi kelurga mandiri. Ibu rumah tangga dengan
binaan yang baik memanagement untuk memenuhi kebutuhannya lewat budidaya sistem
vertikultur baik diolah di dapur atau dijual menutupi kebututhan rumah tangga.
Skill yang dimiliki oleh ibu rumah tangga seperti ini mampu menekan angka impor
menjadi lebih kecil dikarenakan kemandirian suatu keluarga. Pembiinaan semacam
ini diperlukannya seorang leader yang akan memulai untuk melakukan secara nyata
dan menjembatani hasil dari budidaya sistem vertikultur agar dapat bermanfaat
bagi ibu rumah tangga. Terpenuhinya kebutuhan ibu rumah tangga akan menciptakan
ketahanan pangan baik itu sayuran, buah, dan pangan. Kemadirian suatu keluarga
berarti mencerminkan kebutuhan dapurnya sudah terpenuhi sehingga pendapatan
suatu kepala keluarga bisa dimanfaatkan ke kebutuhan sekunder.
Kemandirian keluarga sangat penting bila seorang
ibu rumah tangga bisa memenuhi kebutuhan dapur dan bisa menaikkan taraf
hidupnya dengan budidaya sistem vertikultur secara nyata akan memperkecil angka
impor Indonesia. Pembinaan semacam ini akan bekerja sama dengan berbagai
mahasiswa dan P3M agar pemantauan selama praktek budidaya berlangsung dapat
berjalan dan masyarakat bisa merasakan manfaat dari budidaya vertikultur.
Kerjasama ini bertujuan agar seorang dosen mampu membimbing mahasiswa untuk
terjun langsung pada masyarakat supaya harapan menjadikan tiap keluarga mandiri
bisa terwujud dengan pengawasan dari seorang pembimbing. Pengabdian pada
masyarakat ini terletak di daerah pantai dikarenakan sulitnya akses kepasar guna
membeli kebutuhan dapur keluarga nelayan, jauhnya akses pembelian menyebabkan
harga sayuran dan buah lebih mahal dibandingkan dengan tempat lain. Permasalah
semacam ini harus cepat dipecahkan yaitu dengan budidaya pembinaan sistem vertikultur
dilingkungan masyarakat pesisir pantai. Pembinaan budidaya vertikullture pada
ibu rumah tangga di desa Panarukan kabupaten Situbondo seharusnya mampu
merangsang jiwa agribisnis dilingkungan masyarakat khusus ibu rumah tangga.
Budidaya vertikultur sangat mudah dan tidak menguras waktu seorang ibu rumah
tangga, dengan begitu seorang ibu rumah tangga selagi jam istirahat lebih baik
memanfaatkan waktu dengan budidaya vertikultur sehingga dari kegiatan ini
seorang ibu rumah tangga juga bisa memenuhi kebutuhan dapur dan dapat keluar
dari garis kemiskinan. Tercapainya keluarga mandiri dan ibu rumah tangga
agribisnis lewat budidaya vertikultur akan mengakibatkan satu desa Panarukan menjadi
sentra produsen sayur dan buah sehingga kemandirian keluarga akan tercapai
mengakibatkan ketergantungan Indonesia terhadap negara lain akan hilang secara
perlahan.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat
diketahui berbagai permasalahan yaitu :
1. Apakah
negara Indonesia akan terus tergantung kepada negara lain khususnya Impor buah
dan sayur ?
2. Kurang
produktifnya Ibu rumah tangga/ Istri nelayan didaerah pesisir pantai desa
penarukan ?
3. Jauhnya
akses membeli kebutuhan dapur sehingga mengakibatkan sayur dan buah menjadi
mahal ?
1.3 Tujuan
1. Diharapkan
dengan berpartisipasi sebuah desa dalam memproduksi sayuran dan buah dapat
menekan angka Impor Indonesia.
2. Sistem
vertikultur pada ibu rumah tangga dapat menjadi sumber tambahan uang keluarga
sehingga sebagai istri nelayan dapat menghasilkan dan membantu kebutuhan
keluarga.
3. Kemandirian
keluarga dengan Sistem Vertikultur diharapkan istri nelayan dapat memenuhi
kebutuhan dapur seperti berbagai sayuran dan bumbu sehingga tidah usah belanja
kepasar.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Hasil
atau output yang diharapkan dalam program pembinaan budidaya vertikultur pada ibu rumah tangga/ istri nelayan di
desa Panarukan kabupaten Situbondo yaitu Istri nelayan mampu
memiliki kompetensi ( pengetahuan, kemauan dan kemampuan ) yang baik dalam kemandirian keluarga sehingga dapat menghasilkan/
memenuhi kebutuhan dapur dan keluarganya. Jadi, seorang ibu rumah tangga bisa
meringankan beban dalam hal pemenuhan kebutuhan dapur dan pendapatan dari suami
bisa dimanfaatkan ke kebutuhan sekunder. Apabila kebutuhan dapur sudah
terpenuhi dan taraf hidup masyarakat meningkat dari budidaya vertikultur maka
angka Impor negara Indonesia akan menurun perlahan sehingga akan berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Tercapainya kesejahteraan masyarakat akan berdampak
positif yaitu Indonesia akan menjadi negara maju.
1.5 Manfaat
Dampak positif dari kegiatan pembinaan budidaya sistem vertikultur pada
ibu rumah tangga nelayan yaitu :
1.
Melatih dan
menumbuh kembangkan jiwa agribisnis guna menaikkan taraf hidup masyarakat
khususnya ibu rumah tangga didaerah pesisir pantai.
2.
Pembinaan soff
skill yang dituangkan dalam kehidupan nyata untuk mewujudkan keluarga mandiri.
3.
Tercapainya
kesejahteraan kehidupan setiap keluarga karena partisipasi ibu rumah tangga di
desa Panarukan kabupaten Situbondo sehingga akan memperkecili angka impor
Indonesia pada negara lain.
4.
Tercipta
lapangan pekerjaan bagi istri nelayan/ ibu rumah tangga dan wilayahnya bisa
dijadikan sentra produsen sayuran sehingga hasil dari budidaya dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan sekunder.
5.
Kebutuhan dapur
terpenuhi seperti (cabe, kangkung, bayam, sawi, dll.) sehingga secara garis
besar mengakibatkan kemandirian ditiap keluarga yang memutus ketergantungan
Indonesia terhadap negara lain dalam hal impor dapat terwujud.
BAB
2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1 Kondisi Masyarakat Sasaran
Masyarakat
didesa Panarukan kabupaten Situbondo mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan
ibu rumah tangga sebagai pengolah ikan/ menjualnya kepasar. Ketika musim
penangkapan ikan pendapatan nelayan selama melaut berkisar antara Rp 98.000,00
dikarenakan penangkapan ikan menggunakan perahu kecil yang berkapasitas 2
orang. Pendapatan yang sedemikian kecil tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari mengingat kebutuhan pokok mahal dan akses pembelian dari pesisir ke pasar
terdekat berkisar 5 KM. jarak antara desa sasaran dengan kota berkisar 18 KM
yang mengakibatkan jauh yaitu jarak dari desa menuju jalan besar/ pantura.
Pekerjaan ibu rumah tangga dari nelayan sambil menunggu suaminya melaut mereka
melakukan pengolahan ikan asin dirumah masing-masing. Berbeda terbalik ketika
sudah musim paceklik ikan, keseharian pendapatan dari nelayan berkisar Rp
30.000,00 sehingga masyarakat memenuhi kebutuhan dengan cara mengutang.
Permasalahan semacam ini perlunya pendapatan alternative yaitu dengan budidaya
sistem vertikultur. Kegiatan ini diharap ibu rumah tangga bisa menambah
pendapatan kepala keluarga sehingga kesejahteraan keluarga bisa tercapai. Pihak
dari mahasiswa ketika budidaya vertikultur berjalan, hasil dari kegiatan ini
disalurkan berbagai rumah menegah keatas dengan sistem antar sayuran kepada
pelanggan tentunya dengan packing yang baik sehingga menambah nilai ekonomis
dari prodak sayuran.
2.2 Sosial
Ekonomi Masyarakat
Penduduk
di daerah desa panarukan yang berada dipinggir pantai mayoritas bergelut
dibidang pengkapan ikan. Pendapat dari penangkapan ikan relatih kecil sehingga
mereka dapat dikatakan masyarakat menengah kebawah. Masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan biasanya dilakukan secara turun temurun, dikarenakan tingkat
pendidikan di desa panarukan cukup rendah yaitu 60 % tamat sekolah menengah
pertama (smp) dan sisanya ada yang tamatan SMA dan S1. Jadi, keadaan semacam
ini perlu perhatian khusus untuh memecahkan permasalahan yang ada dilingkungan
nelayan agar bekal soff skill yang nantinya akan diterapkan dalam ligkup nyata
dapat memberikan manfaat yang nyata dan dapat mengeluarkan masyarakat dari
garis kemiskinan.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Rancangan
Pelaksanaan
Untuk
mencapai hasil yang dinginkan, metode pelaksanaan yang kami pilih adalah metode
edukasi. Pelaksanaan edukasi kami bagi dalam 2 tahap, yaitu tahap edukasi dan soff skill ( praktek budidaya sistem vertikultur
), Pada pertama
diadakan pemberian materi edukasi. Materi edukasi yang akan diberikan adalah
mengenai cara pembuatan, penggunaan pestisida organik dan juga mengenai strategi pemasaran hasil budidaya sistem vertikultur.
Setelah pemberian materi, dilanjutkan pada tahap pembekalan soff skill. Dalam tahap ini
diadakan praktek budidaya sistem vertikultur
yang sebelumnya diadakan focus group discussion, dalam tahap ini
diharapkan ibu rumah tangga
akan mengerti bagaimana cara pembuatan media
tanam dan peserta dapat sharing mengenai materi yang telah
diberikan dan kesulitan-kesulitan yang dirasakan. Diharapkan ibu rumah tangga/ istri nelayan
yang sudah mendapat pelatihan dapat
menularkan juga ke orang lain sehingga wilayah kemandirian keluarga semakin besar
dan tercipta sentra produsen hortikultura.
Tabel 1. Rancangan Program
Program Materi
|
Metode
|
Tujuan
|
Musyawarah
tentang penerapan budidaya sistem Vertikultur
|
Penyuluhan, FGD (Focus Group Disscussion)
|
Menambah pengetahuan, memberi kesempatan tanya-jawab, serta
terjadi interaksi antar peserta.
|
Pembutan rak-rak
dirumah para nelayan
|
Penyuluhan, FGD (Focus Group Disscussion)
|
Menambah pengetahuan, memberi kesempatan tanya-jawab, serta
terjadi interaksi antar peserta.
|
Praktek Pembuatan Media Tanam dan Penanaman Vertikultur
|
Simulsi dalam kelompok dan perorangan
|
Memberikan keterampilan kepada peserta agar bisa merawat dan budidaya vertikultur.
|
Strategi Pemasaran hasi fertikulture
|
Penyuluhan, FGD (Focus Group Disscussion)
|
Menambah pengetahuan, meningkatkan kemauan, memberi
kesempatan tanya-jawab, serta terjadi interaksi antar peserta.
|
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN
4.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi :
Desa Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Waktu Pelaksanaan :
Kegiatan direncanakan akan berjalan selama 4 bulan dari
awal pengerjaan.
4.2. Sasaran Kegiatan
Sasaran Primer : ibu rumah tangga/ istri nelayan,
pendekatan yang akan digunakan agar ibu rumah tangga/ istri nelayan mau berpartisipasi
adalah dengan menggunakan undangan lisan maupun tertulis kepada istri nelayan,
selain itu kami juga akan bekerja sama dengan kepala desa, ataupun orang yang
cukup berpengaruh di desa tersebut untuk mengkomunikasikan kegiatan ini dengan
harapan banyak istri nelayan yang ikut serta dalam budidaya sistem vertikultur
di rumah tiap keluarga nelayan.
Sasaran Sekunder :
Anak-anak nelayan,
Sasaran
Tersier : Masyarakat sekitat, Dinas pertanian dan mahasiswa.
4.3. Kegiatan pembuatan Vertikultur
Dalam kegiatan ini memerlukan alat dan bahan untuk menunjang
terlaksana kegiatan budidaya sistem vertikultur, yaitu :
·
Alat
·
Cangkul
·
Sekop
·
Ember
·
Cetok
·
Polibag
|
·
Sprayer 10 liter
·
Parang
·
Pisau
·
Gergaji
·
Botol
|
·
Bahan
·
Pupuk organic
·
Pasir
·
Pestisida
|
· Sekam
· Pupuk kandang
· EM4
|
Cara pembuatan :
1.
Pembuatan rak vertikultur
menggunakan bambu
Pembuatan rak pada tahap ini
yaitu membuat rak susun agar tanaman yang ditanam bisa lebih banyak
dibandingkan dengan tanpa rak susun/ langsung ditanam ditanah
2.
Persiapan media
tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara
melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk
kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul,
dilakukan pencampuran hingga merata. Sekam berfungsi untuk menampung air di
dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan
diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman
3.
Pemeliharaan
tanaman
Tanaman
juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman
memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari
juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.
4. Pemanenan
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam,
seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya).
Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen
berulang-ulang.
4.4
Anggaran dana PKMM
Demi
terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat perlunya penunjang berupa
alat dan bahan, adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Anggaran dana PKMM
No.
|
Alat
|
∑ pembelian
|
Harga/ @
|
Jumlah harga
|
1.
|
·
Cangkul
·
Sekop
·
Ember
·
Cetok
·
Polybag Kecil
·
Polibag Sedang
·
Polibag Besar
·
Sprayer 8 L
·
Parang
·
Pisau
·
Gergaji
·
Botol
·
Plastik bening 1 rol
|
5 buah
5 buah
10 buah
15 buah
25 kg
50 kg
70 kg
10 buah
10 buah
10 buah
10 buah
500 botol
2 rol
|
Rp 96.000,00
Rp 87.000,00
Rp 30.000,00
Rp 20.000,00
Rp 26.000,00
Rp 26.000,00
Rp 26.000,00
Rp160.000,00
Rp 78.000,00
Rp 27.000,00
Rp 68.000.00
Rp
500.00
Rp 60.000,00
|
Rp
480.000,00
Rp
435.000,00
Rp
300.000,00
Rp
300.000,00
Rp
650.000,00
Rp1.300.000,00
Rp1.820.000,00
Rp1.600.000,00
Rp
780.000,00
Rp
270.000,00
Rp
680.000,00
Rp
250.000,00
Rp
120.000,00
|
|
|
|
|
Rp9.750.000,00
|
2
|
Bahan
|
∑ pembelian
|
Harga/ @
|
Jumlah harga
|
|
· Pupuk organic
· Pasir
· Pestisida
· Sekam
· Pupuk kandang
· EM4
|
100 kg
1 paket
1 kw
1 ton
1 ton
50 botol
|
Rp 500.000,00
Rp 50.000,00
Rp 100.000,00
Rp 17.500.00
|
Rp
250.000,00
Rp
500.000,00
Rp
50.000,00
Rp
100.000,00
Rp
200.000,00
Rp
875.000,00
|
|
|
|
|
Rp1.800.000,00
|
|
Lain- lain
|
∑ pembelian
|
Harga/ @
|
Jumlah harga
|
|
· Evaluasi dan monitoring
· Dokumentasi
Transport selama kegiatan
·
Kesekretariatan
·
Konsumsi selama kegiatan berlangsung
|
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
|
(10 hari)
|
Rp 350.000,00
Rp 350.000,00
Rp 100.000,00
Rp 500.000,00
|
|
|
|
|
Rp1.300.000,00
|
|
Jumlah Total
|
|
|
Rp12.150.000,00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.5
Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal kegiatan
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Bulan
|
1
|
2
|
3
|
1
|
Sosialisasi ke kepala
desa panarukan
|
|
|
|
2
|
Menentukan tempat
kegiatan
|
|
|
|
3
|
Survei dan mencatat
calon anggota dari kegiatan ini
|
|
|
|
4
|
Pengedaran surat
kepada IBU RUMAH TANGGA
|
|
|
|
5
|
Pembelian Alat dan
bahan Vertikultultur
|
|
|
|
6
|
Pemasangan rak
dirumah-rumah ibu rumah tangga
|
|
|
|
7
|
Pengisian media tanam
ke polybag
|
|
|
|
8
|
Penanaman berbagai
sayuran
|
|
|
|
9
|
Monitoring/ Pengawasan
|
|
|
|
10
|
Perawatatan tanaman
hingga panen
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Andoko,
2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Anonimous,2011.(http://jakarta.litbang.deptan.go.id/ind/
=130:budidaya-tanaman-organik-secara-vertikultur-)
Anonimous,2011.
Kebutuhan sayur Indonesia (Www. BPS.som)
Prapanca.,
2005. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, pot dan Polibag. Penebar Swadaya.
Jakarta
Penebar
Swadaya. JakartaIrwan, ZD. 2008.
Redaksi
Trubus, 2009. Bertanam Sayuran di Lahan Sempit. Edisi revisi..
Saifudin
Sarief, 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana,
Bandung.
Zulkarnain,
2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara, Jakarta.
Lampiran 1
BIODATA PELAKSANA
KEGIATAN
A.
Ketua
Pelaksana
1
|
Nama Lengkap
|
Abdul Bari
|
2
|
Jenis Kelamin
|
Laki-laki
|
3
|
Program studi
|
Agriisnis/ Pertanian
|
4
|
NIM
|
201123007
|
5
|
Tempat Tanggal Lahir
|
Bondowoso, 31 Juli 1993
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
No. Telp
|
085330168414
|
B.
Riwayat
Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
SDN Petung 02
|
SMPN 5 Bondowoso
|
SPP/ SPMA
|
Jurusan
|
|
|
Pertanian
|
Tahun masuk lulus
|
1999/ 2005
|
2005/ 2008
|
2008/ 2011
|
C. Anggota
1
|
Nama Lengkap
|
Hanif Mauladi
|
2
|
Jenis Kelamin
|
Laki-laki
|
3
|
Program studi
|
Agriisnis/ Pertanian
|
4
|
NIM
|
201123007
|
5
|
Tempat Tanggal Lahir
|
Situbondo, 21 januari 1995
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
No. Telp
|
085336111357
|
D. Anggota
1
|
Nama Lengkap
|
Putri Firda Retno S.
|
2
|
Jenis Kelamin
|
Perempuan
|
3
|
Program studi
|
Agriisnis/ Pertanian
|
4
|
NIM
|
201323017
|
5
|
Tempat Tanggal Lahir
|
Situbondo, 24 april 1995
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
No. Telp
|
085330168414
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertang gungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketida sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Pembinaan Sistem Vertikultur pada Ibu Rumah Tangga sebagai pewujud
Keluarga Mandiri, di desa panarukan, Situbondo.
Situbondo, 22 Oktober 2013
Ketua Pelaksana
Abdul Bari
Lampiran
2
No
|
Nama/ NIM
|
Program studi
|
Bidang Ilmu
|
Alokasi waktu
|
Uraian Tugas
|
1
|
Abdul Bari
|
Agribisnis
|
Pertanian
|
1 Bulan
|
Bagian Lapangan
|
2
|
Hanif Mauladi
|
Agribisnis
|
Pertanian
|
1 Bulan
|
Pemateri
|
3
|
Putri Firda R. S.
|
Agribisnis
|
Pertanian
|
1 Bulan
|
Humas
|
KOP PERGURUAN TINGGI
SURAT
PERNYATAAN KETUA PENELITI/ PELAKSANA
Yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama :
Abdul Bari
NIM : 201123007
Program
Studi :
Agribisnis
Fakultas :
Pertanian
Dengan
ini menyatakan bahwa usulan (PKMM) saya dengan judul Pembinaan Sistem Vertikultur pada Ibu Rumah
Tangga sebagai pewujud Keluarga Mandiri, didesa
panarukan, Situbondo yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2013/ 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga
atau sumber dana lain.
Bilamana
di kemudian hari ditemukan ketidasesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian ang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesung guhnya dan dengan
sebenar-benarnya.
Situbondo,
22 Oktober 2013
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan
Universitas Abdurachman Saleh,
Ir. Endang Suhesti, MP.
NIM. 360 231 062
|
Ketua Pelaksana,
Abdul Bari
NIM. 201123007
|
SURAT
PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI KANTOR KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
Yang
bertandatangan di bawah ini,
Nama :
Jabatan :
Bidang
Usaha :
Alamat :
Dengan
ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana Kegiatan Program
Kreativias Mahasiswa Pembinaan Sistem
Vertikultur pada Ibu Rumah Tangga sebagai pewujud Keluarga Mandiri, di desa
panarukan, Situbondo.
Nama
Ketua Tim Pengusul : Abdul Bari
Nomor
Induk Mahasiswa : 201123007
Program
Studi : Agribisnis
Nama
Dosen Pembimbing : Ir, Ismudjiati,
MM.
Perguruan
Tinggi :
Universitas Abdurachman Saleh
guna menerapkan
dan/atau mengembangkan IPTEKS pada tempat usaha kami.
Bersama
ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara pihak Mitra Usaha dan
Pelaksana Kegiatan Program tidak erdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan usaha
dalam wujud apapun juga.
Demikian Surat
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tang gung jawab tanpa ada
unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana
mestiya.
Situbondo,
23 Oktober 2013