Kamis, 09 Januari 2014

HAL YANG PENTING DALAM PROSES PENANGKAPAN IKAN


HAL YANG PENTING DALAM PROSES PENANGKAPAN IKAN
 
BAB I PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Pada dasarnya dalam suatu operasi penangkapan ikan, penggunaan berbagai macam jenis alat penangkapan ikan tidak dipermasalahkan jika sesuai dengan target ikan yang akan ditangkap. Dalam rangka mewujudkan tujuan pengelolaan perikanan seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan yaitu agar sumberdaya ikan tetap lestari serta pemanfaatannya  dapat optimal dan berkelanjutan maka perlu dilakukan beberapa langkah yang berkaitan dengan penggunaan alat penangkapan ikan di antaranya yaitu, pembuatan ketentuan/peraturan yang mengatur tentang penggunaan alat penangkapan ikan, pencantuman jenis dan dimensi utama alat penangkapan ikan yang digunakan dalam SIPI, pengawasan penggunaan alat penangkapan ikan di lapangan.

Melalui sejumlah penelitian, perikanan, Indonesia tengah menghadapi ancaman. Beberapa perairan mengalami penangkapan berlebihan untuk beberapa jenis ikan predator besar. Pengelolaan yang berdasarkan pendekatan ekosistem menjadi salah satu pilihan untuk menata kembali perikanan Indonesia.

B.                 DEFINISI  ALAT PENANGKAPAN IKAN
Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan sarana yang dimaksud merupakan sarana apung atau kapal/perahu yang digunakan untuk mengoperasikan alat di suatu perairan.
Kapal perikanan merupakan kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan (UU no.31 Th. 2004). Perlengkapan atau benda-benda lainnya merupakan mesin bantu penangkapan ikan (Deck Machinery) seperti penarik tali (line hauler dan winch), penggulung tali atau kelos (line reel) dan penarik jaring (net drum atau power blok), alat bantu penduga adanya gerombolan ikan (echo sounder, fish finder, sonar), dan alat bantu pengumpul ikan (rumpon, lampu) (Riza Rahman Hakim, S.Pi).

C.                 KLASIFIKASI  ALAT PENANGKAP IKAN
a.                   Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia

1.             Pukat Udang (Shrimp Trawl)
Merupakan  jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (domersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor (Mukhtar, A.Pi, M.Si)

2.              Pukat Ikan (Fish Net)
Pukat Ikan atau Fish Net adalah jenis penangkap ikan berbentuk kantong bersayap yang dalam operasinya dilengkapi (2 buah) papan pembuka mulut (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap ikan perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh 1 (satu) buah kapal bermotor (Mukhtar, A.Pi, M.Si)

3. Pukat Kantong (Seine Net)
Pukat Kantong adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yang terbuat dari jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap, badan dan kantong jaring. Bagian sayap pukat kantong (seine net) lebih panjang daripada bagian sayap pukat tarik (trawl). Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan pelagis, dan demersal. Pukat kantong terdiri dari Payang, Dogol dan Pukat Pantai (Mukhtar, A.Pi, M.Si).

4. Pukat Cincin (Purse Seine)
Pukat cincin atau jaring lingkar (purse seine) adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapesium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah jaring dapat dikerutkan sehingga gerombolan ikan terkurung di dalam jaring (Mukhtar, A.Pi, M.Si). Prinsip menangkap ikan dengan jaring lingkar adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong.

D.           Hasil Tangkapan

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru Sardinella spp), cumi-cumi dan lain-lain.
E.            Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1.      A spring layer of water temperature adalah areal permukaan laut.
2.      Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air.
3.      Kondisi laut bagus

F.              Alat Bantu Penangkapan

a. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.
b. Rumpon
Rumpon umumnya dipasang pada kedalaman 30-75 m. Kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunak
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat tersebut diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini.

Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat sebagian dari rumpon yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Sehingga ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.

Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau dengan menggunakan galah dari satu sisi perahu.

G.           Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)

Pada umumnya, jaring dipasang dari bagian belakang kapal meskipun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :

a).Pertama-tama haruslah menemukan gerombolan ikan. Hal  Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil, buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau sore hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan aktif naik ke permukaan laut. Tetapi dengan perkembangan teknologi sekarang, berbagai alat bantu (fish finder, echosonder, sonar dan lai-lain) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau sore hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan maka operasi penangkapan dapat dilakukan.
4.7   Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan

·         Kecerahan perairan, transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya relatif berjauhan.

·         Adanya gelombang, angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering light yang terjadi dan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan

·         Sinar bulan, pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna ke dalam air.

·         Musim, untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

·         Ikan dan  binatang buas, walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahaya lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang berkerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.

·         Panjang dan kedalaman jaring, untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.

·         Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan, jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.

·         Kecepatan menarik purse line, purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
Mesh size, dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan kata lain, gill net akan selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya
  1. Persiapan/perbekalan
Terlepas dari perbekalan dalam hal konsumsi bagi para nelayan, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan sebelum berangkat ke daerah penangkapan karena hal tersebut berhubungan langsung dengan keberhasilan suatu kegiatan penangkapan yang akan dilakukan. Hal-hal tersebut diantaranya yaitu:
·         Kesiapan alat tangkap, alat tangkap yang digunakan harus benar-benar sudah siap untuk diopersikan sehingga dapat menambah efektifitas penangkapan dan mengurangi hambatan yang kemungkinan bisa terjadi. Maka sebelum berangkat, pemeriksaan terhada sobekan-sobekan pada jaring harus diperketat.

·         BBM berupa solar sebanyak 100 - 200 liter tiap satu trip, solar dalam hal ini memiliki andil besar dalam membantu kegiatan penangkapan. Dari awal keberangkatan kapal, pengoperasian alat tangkap, hingga kembali lagi ke pelabuhan, kapal selalu menggunakan mesin sebagai alat penggerak yang mebutuhukan bahan bakar. Dengan kata lain, ketersediaan bahan bakar sangat mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.

·         Es yang disediakan harus cukup untuk menangani ikan hasil tangkapan. Es yang biasa disediakan berkisar antara 20-50 balok setiap satu trip, dimana target penangkapan dalam setiap satu trip yaitu berkisar antara 500kg hingga 1 ton.

·         ABK (anak buah kapal) harus benar-benar siap dan diusahakan agar semua bisa ikut dalam setiap kali penangkapan, dimana jumlah seluruh ABK yaitu sebanyak 25 orang. Hal ini harus diperketat karena salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan adalah jumlah ABK dan faktor kemalasan ABK.
Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :
a.                   Ancor / obor
b.                  Lampu petromak / starmking
c.                   Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )
Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain kecerahan , gelombang, angin, arus, dan sinar bulan




b. Payaos

Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Pelampung payous terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bamboo, pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.

(http://duniaperikanan.wordpress.com/2009/08/10/gillnet/)
(Nomura and Yamazaki, 1977)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar