PEMBAHASAN
PERANAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah proses yang menggambarkan
kegiatan komunikasi antar manusia yang bersifat interaktif, relasional, dan
transaksional dimana komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan melalui
media tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat
Gibson (1994) proses komunikasi terdiri dari lima unsur yakni: Komunikator,
pesan, perantara, penerima, dan balikan. Adapun Lasswell (1984), yaitu orang
pertama yang mengajukan model proses komunikasi membuat formula sebagai
berikut: Siapa, mengatakan apa, bagaimana caranya, kepada siapa, dan apa
hasilnya. Sementara Berlo (1960) menggambarkan proses komunikasi terdiri dari
tujuh elemen yakni:
1) Sumber komunikasi
2) Pengkodean
3) Pesan
4) Saluran
5) Pendekodean
6) Penerima, dan
7) Umpan balik.
Dalam konteks organisasi, proses komunikasi di atas yang digambarkan lewat
model dapat disimpulkan bahwa, komunikasi merupakan aktivitas yang
menghubungkan antarmanusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi.
Komunikasi antar individu dan kelompok/tim dalam organisasi menciptakan
harapan. Harapan ini kemudian akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang
harus diemban untuk mencapai tujuan bersama/ organisasi. Agar pimpinan dapat
mempengaruhi dan memotivasi para pekerja/karyawan agar secara bersama-sama
mewujudkan tujuan organiasasi maka perlu dikembangkan sistem komunikasi yang
efektif. Apabila komunikasi efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi
kerja dan kemudian akan memunculkan kepuasan kerja.
Ditinjau
dari aspek Business, organisasi adalah sarana manajemen [ditinjau dari
aspek
kegiatannya, bukan struktur].
1.
Tujuan
organisasi TIDAK MUNGKIN tercapai tanpa manajemen.
2.
Manajemen
TIDAK MUNGKIN ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jikaada tujuan yang akan
dicapai atau diselesaikan.
Korelasi
antara Ilmu Komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
1.
Bentuk
komunikasi apa yang terjadi
2.
Metode dan
teknik apa yang dipakai
3.
Media apa
yang dipakai
4.
Bagaimana prosesnya, dan faktor apa saja penghambatnya
A. Defenisi Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan.
Gambar di bawah ini melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi. Garis
yang putus putus melukiskan gagasan bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara
alami; hubunganhubungan itu juga menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi
bersifat luwes dan mungkin berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan
lingkungan yang internal dan eksternal.
Komunikasi
organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu
jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan. Karena fokusnya
adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi. Analisi
komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi
secara simultan.
B.
Unit Komunikasi
Suatu sistem
didefinisikan oleh Pool [1973] sebagai “setiap entitas berkelanjutan yang mampu
berada dalam dua keadaan atau lebih” . Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan
itu adalah hubungan antara orang-orang. Dalam suatu sistem komunikasi
organisasi keadaan tsb adalah hubungan antara orang-orang dalam
jabatan-jabatan [posisi-posisi] . Unit mendasar komunikasi organisasi
adalah seseorang dalam suatu jabatan. Orang bisa disosialisasikan oleh jabatan,
menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat
yang sama jabatan tsb dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar
yang sesuai dengan eadaan orang tsb. Bila kita melihat apa yang terjadi ketika
seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk
umum tindakan yang terjadi :
1. Penciptaan pesan atau, lebih
tepatnya, penciptaan pertunjukkan [to display menurut Random House
Dictionary of The English Language 1987 : anda membawa sesuatu untuk
diperhatikan seseorang atau orang lain; menyebarkan seseuatu sehingga sesuatu
tsb dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan] .
2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan [to
intepret : menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara
tertentu].
Secara teknis, seseorang tidak dapat menghindari untuk menunjukkan pesan. Apa
yang anda tunjukkan atau tempatkan sehingga terlihat jelas memang
merepresentasikan anda. Anda adalah “suatu pertunjukkan pesan yang berjalan”.
Hal yang sama dapat diterapkan kepada kantor atau hotel anda. Kantor atau hotel
adalah suatu pertunjukkan-pesan bagi mereka yang mengunjunginya.
C.
Proses Komunikasi dan Jaringan Komunikasi
1.
Proses Komunikasi
A.
Komunikasi Internal
Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan
manajemen] [lihat skema Internal Audience]. Dua dimensi
komunikasi internal :
A. KOMUNIKASI
VERTIKAL !
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke
pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
v Downward
Communication ! komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan
instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat,
majalah intern [lihat contoh skema]
v Upward
communication ! dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan,
saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan [lihat
contoh skema]
Hambatannya
adalah apabila saluran komunikasi dalam organisasi tidak berjalan atau
digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh terhadap operasional
organisasi [perusahaan]. Organisasi terdiri atas sejumlah orang; melibatkan
keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi
mensyaratkan komunikasi. Interkasi antara pimpinan organisasi [top manajer
dengan middle manager] dengan audience di luar organisasi.
Manajer =
pemimpin organisasi [swasta, BUMN atau pemerintah] peranannya dapat berpengaruh
terhadap internal public [karyawan] dan external public [di luar
organisasi, tetapi ada pengaruhnya]
1. Peranan Antarpersona [Interpersonal Role]
" Peranan Tokoh [figurhead role]
" Peranan Pemimpin [leader role]
" Peranan Penghubung [liaison role]
2. Peranan Informasional [Informational Role]
" Peranan Monitor [monitor role]
" Peranan Penyebar [disseminator role]
" Peranan Jurubicara [spokesman role]
3. Peranan Memutuskan [Decisional Role]
" Peranan Wiraswasta [enterpreneur role]
" Peranan Pengendali Gangguan [distrurbance handler role]
" Peranan Penentu Sumber [resource allocator role]
"
Peranan Perunding [negotiator role]
B. Komunikasi Eksternal
Komunikasi
antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar
organisasi. [lihat skema ekternal audience]
1. " Komunikasi dari organisasi kepada khalayak !
bersifat informatif Majalah, Press release/ media release,
Artikel surat kabar atau majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll
2.
" Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
2.
Jaringan Komunikasi
Menurut De Vito (1997), jaringan
komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang
ke orang lain dalam organisasi. Jaringan organisasi ini berbeda besar dan
strukturnya pada masing-masing organisasi, dan biasanya disesuaikan dengan
kepentingan dan tujuan organisasi tersebut. Secara umum jaringan komunikasi
dapat dibedakan atas dua bagian yaitu:
1) jaringan komunikasi Formal dan
2) jaringan komunikasi Informal.
Dengan kata lain hubungan yang terjadi dalam organisasi dapat terjadi secara
formal dan informal.
1)
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi
diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan
ditentukan dalam struktur organisasi formal. Komunikasi formal ini mencakup
susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen atau tanggung jawab
tertentu, posisi jabatan, dan distribusi pekerjaan.Ada tiga bentuk arus
komunikasi dalam jaringan komunikasi formal seperti yang tertera dalam struktur
yakni:
1. Downward
communication (komunikasi ke bawah)
2. Upward
communication (komunikasi ke atas)
3. Horizontal
communication (komunikasi horizontal).
1.
Komunikasi ke Bawah
Komunikasi
ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atas ke bawah. Komunikasi ke
bawah biasanya diberikan oleh pimpinan kepada bawahan atau kepada para anggota
organisasi dengan tujuan untuk memberikan pengertian mengenai apa yang harus
dikerjakan oleh para anggota sesuai dengan kedudukannya. Pesan-pesan tersebut
dapat dijalankan melalui kegiatan: Pengarahan, petunjuk, perintah, teguran,
penghargaan, dan keterangan umum. Menurut Lewis (dalam Arni, 2002), komunikasi
ke bawah juga dimaksudkan untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi
ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, dan mempersiapkan
anggota organisasi untuk
menyesuaikan
diri dengan perubahan. Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan,
tertulis, dengan gambar atau simbolsimbol, dalam bentuk surat edaran,
pengumuman atau buku-buku pedoman karyawan/anggota.
2.
Komunikasi ke Atas
Komunikasi
ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang
disampaikan oleh para anggota organisasi/ bawahan kepada pimpinan. Komunikasi
ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahan-bahan yang
diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan
sebaik-baiknya. Selain itu komunikasi ke atas ini juga menjadi saluran bagi
para anggota/karyawan untuk menyampaikan pikiran, perasaan yang berkaitan
dengan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan: pemberian
laporan, pemberian saran/pendapat, baik secara lisan,
tertulis
atau dengan menggunakan simbol dan gambar.
3.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi
horizontal atau mendatar terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan
sederajat atau satu level. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan
tugas-tugas, tujuan kemanusiaan, saling memberi informasi, penyelesaian
konflik, dan koordinasi. Koordinasi diperlukan untuk mencegah tendensitendensi,
selain itu juga dimaksudkan untuk memelihara keharmonisan dalam organisasi.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara; rapatrapat komite, interaksi
informal, memo dan nota, dan lain-lain.
2)
Komunikasi Informal adalah komunikasi yang terjadi
diantara para anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi, tanpa
memperhatikan posisi/kedudukan mereka dalam organisasi. Informasi dalam
komunikasi informal ini mengalir ke atas, ke bawah, atau secara
horizontal,
dan ini terjadi jika komunikasi formal kurang memuaskan anggota akan informasi
yang diperlukan. Komunikasi informal disebut juga dengan grapevine (desas
desus) cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang, atau kejadiankejadian
di luar dari arus informasi yang mengalir
secara resmi. Namun walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini
bermanfaat bagi organisasi. .
D.
Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Sebuah organisasi akan bubar karena ketiadaan komunikasi. Coba bayangkan
jika komunikasi tidak ada dalam organisasi? Para karyawan tidak akan tahu apa
yang akan dikakukannya dan apa yang dikerjakan rekannya. Pemimpin tidak bisa
memberikan instruksi dan menerima masukan dari bawahannya. Koordinasi tidak
berjalan, kerja sama tidak terjadi, masingmasing orang tidak dapat
mengkomunikasikan perasaannya, kebutuhannya, masalah yang dihadapinya dalam
pekerjaan kepada rekannya/ timnya, suvervisornya atau kepada pimpinannya.
Komunikasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar
kelompok dalam sebuah organisasi. Kalau berbicara tentang komunikasi organisasi
maka yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam
organisasi, karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang
berkomunikasi dengan orang lain. Jika jenis dan pembagian pekerjaan
demikian banyak, beragam, dan berbeda-beda, maka dibutuhkan sebuah jalinan.
Jalinan yang dimaksud di sini adalah komunikasi. Komunikasi antara seorang
pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, atau komunikasi sesama
bawahan. Dalam komunikasi organisasi ini dikenal dengan istilah Downward
communication, Upward communication, dan Horizontal communication.
Menurut Scott dan T.R. Mitchell (1976) komunikasi
mempunyai empat fungsi dalam organisasi, yakni:
1) kendali (kontrol/ pengawasan),
2) motivasi,
3) pengungkapan emosional, dan
4) informasi.
Sebenarnya banyak sekali hasil penelitian para
ahli yang menemukan fungsi komunikasi (pesan) dalam organisasi.
Sedangkan menurut Thayer ada lima yaitu:
1.
untuk memberi informasi,
2.
membujuk,
3.
memerintah,
4.
memberi instruksi, dan
5.
mengintegrasikan organisasi.
Terakhir Greenbaumn mengemukakan bahwa fungsinya
adalah untuk mengatur, untuk melakukan pembaruan, integrasi, memberikan
informasi dan instruksi.
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
dalam lingkungan oraganisasi. Dalam penyelengaraan organisasi komunikasi sangat
diperlukan sebab dengan komunikasi akan muncul hal-hal positif seperti:
1. Timbulnya
kemahiran dalam bekerja.
2. Timbulnya
semangat dalam bekerja.
3. Timbulnya
kerja sama.
Dengan
adanya hal-hal positif di atas, maka dalam sebuah organisasi, komunikasi harus
terselenggara dengan baik dan efektif. Komunikasi dapat dikatakan berjalan baik
dan efektif apabila setiap anggota memperoleh keterangan-keterangan yang jelas
dalam melaksanakan pekerjaannya. Lewat komunikasi rasa ingin tahu dapat
tersalurkan, hal ini mampu mendorong semangat kerja. Selain itu komunikasi juga
membantu menyatukan anggota organsisasi untuk bekerja sama. Oleh karena itu
komunikasi mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sains Techno
(2012). Peran komunikasi dalam organisasi. From :
http://surantasainstechno.blogspot.com/2012/04/makalah-peran-komunikasi-dalam.html
PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia di dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam
kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan
masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin
dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications
atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal
balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi
hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya
suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata
dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Bila sasaran
komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah,
organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang
dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk
mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
1.2 Batasan masalah
Dalam penulisan
makalah ini akan dibahas tentang:
1.
Kategori komunikasi
2.
Definisi fungsional komunikasi organisasi
3.
Proses komunikasi organisasi
4.
Fungsi komunikasi dalam organisasi
5.
Hambatan komunikasi
1.3 Tujuan
Tujuan dari
makalah yang berjudul ”Peran Komunikasi dalam Organisasi” adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kategori
Komunikasi
Organisasi berasal
dari kata Organizare yang berarti membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan
dari bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Menurut Evert M Rogers
dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya Communications in Organization “ a
stable system of individuals who work together to achieve, through a hierarchy
of ranks and division of labour common goals” (suatau sistem yang mapan dari
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas.
Komunikasi berasal
dari bahasa latin communication, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi
dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Salah satu tujuan
komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun sekelompok
orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator,agar isi pesan yang disampaikan
dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya.
Bila sasaran
komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah,
organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang
dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk
mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi
menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal.
50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini
penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang
dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat
tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya
dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok,
sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi,
komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa
dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan
elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam
komunikasi:
1. Model
komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang
diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat
monolog.
2. Model
komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran
ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang
lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model
komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang
tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui
suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dari
batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
- Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
- Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang
telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam
organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human
communication) yang terjadi dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam
definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama
lain (the flow of messages within a
network of interdependent relationships).
2.2 Definisi fungsional
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu
organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis
antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang
menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan.
Karena fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi.
Analisi komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang
terjadi secara simultan.
2.3 Proses Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi Internal
Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan dalam sruktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan. Dua
dimensi komunikasi internal:
1. Komunikasi
vertikal, yaitu komunikasi dari pimpinan ke staf dan dari staf ke pimpinan
dengan cara timbal balik.
2. Komunikasi
horizontal yaitu komunikasi mendatar antara anggota staf dengan anggota staf.
Berlangsung tidak formal.
3. Komunikasi diagonal
yaitu komuniasi antara pimpinan.
2. 2.Komunikasi eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
yang bersifat informatif atau bisa juga komunikasi dari khlayak kepada
organisasi
2.4 Fungsi Komunikasi dalam
Organisasi
Dalam suatu
organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dipandang sebagai suatusistem pemrosesan infromasi. Dimana
seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang
banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi melaksanakan pekerjaan secara lebih pasti.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibandingkan kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisai berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas dengan baik. Ada dua komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi dan laporan kemajuan organisasi, juga
saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untukberpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
2.5 Hambatan Komunikasi
1. Hambatan teknis
Keterbatasan fasilitan dan
peralatan komunikasi dari sisi teknologi yang semakin berkuranf dengan adanya
temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan infromasi sehingga
saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam buku Personel Management, 1976 jenis hambatan
teknis dari komunikasi yaitu:
1. Tidak adanya
rencana atau prosedur kerja yang jelas
2. Kurangnya
informasi
3. Kurangnya
keterampilan membaca
4. Pemilihan media
yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambtan
dalam proses penyampian ide secara efektif. Kata-kata membantu proses
pertukaran timbal balil arti dan pengertian, tetapi seringkali keliru. Tidak
adanya hubungan antara simbol dan apa yang disimbolkan dapat mengakibatkan kata
yang dipakai ditafsirkan secara berbeda dari apa yang dimaksudkan sebernarnya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor
emosi dan prasangka pribadi. Menurut Cruden dan Sherman hambatan manusiawi
terdiri dari :
1. Hambatan yang
berasal dari perbedaan individual manusia
2. Hambatan yang
ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian infromasi dari seseorang kepada orang
lain. Dalam organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi dan harus terselenggara dengan baik dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Teori Komunikasi-modul 10, 2008
Jiwanto, Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan
Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta 1985
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996
Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000
Wardy,Fatma.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22211/3/Chapter%20II.pdf (29 Maret 2013 21:18)
Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000
Wardy,Fatma.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22211/3/Chapter%20II.pdf (29 Maret 2013 21:18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar